Vibishana Gita
Kala melihat Sri Rama akan berhadapan langsung dengan Rahwana, ada rasa sedih di hati Wibisana, Rahwana dengan baju perang bergemerlapan dan naik kereta kebesaran dengan kuda-kuda yang gagah, sedangkan Sri Rama hanya berjalan kaki dengan kaki telanjang dan pakaian brahmana yang sederhana.
Dan turunlah “Vibishana Gita”. Setting-nya berbeda dengan Bhagavad Gita. Dalam Bhagavad Gita, Sri Krishna memberi semangat kepada Arjuna. Memberi pemahaman tentang Kebenaran agar Arjuna tidak ragu-ragu berperang melawan sanak saudaranya para Korawa. Dalam Vibishana Gita, Wibisana mengkhawatirkan keselamatan Sri Rama.
“Bagaimana Sang Prabu dapat menghadapi Rahwana sedangkan kereta pun paduka tidak punya?”
Sri Rama, dengan penuh kasih sayang menjelaskan kepada Wibisana tentang “kereta dharma”.
“Roda kereta dharma adalah keberanian dalam hal menghadapi masalah di luar diri, dan ketabahan dalam hal menghadapi masalah di dalam diri. Keteguhan adalah tiang bendera yang tegak pada kereta dharma dan berkibarnya panji-panji bendera karakter baik. Kuda-kuda adalah kekuatan memilah yang benar dan yang salah, pengendalian diri dan kepedulian terhadap orang lain. Tali kendali kuda terbuat dari tali pengampunan, belas kasih dan ketenangan hati. Sang kusir yang memegang kendali sedang mengabdi pada Tuhan. Tanpa pamrih adalah perisai penangkis godaan dan kepuasan diri adalah pedang pengiris semua hasrat. Amal saleh adalah kapak pembelah keserakahan. Pemahaman diri adalah peluru-peluru kendali. Kesadaran akan jati diri adalah busur yang tanpa henti mengarahkan dan memberi kekuatan. Berbagai senjata dalam kereta dharma adalah pikiran yang tenang dan mantap. Pasrah kepada Guru adalah baju besi yang tak dapat ditembus.”
“Sahabatku, tak ada peralatan yang membawa kemenangan yang efektif seperti ini. Dia yang naik kereta dharma dapat menaklukkan musuh di mana pun.” Demikian perkataan singkat Sri Rama kepada Laksmana sebelum maju perang melawan Rahwana.
No comments:
Post a Comment