Layangan di Bali dipercaya sebagai simbolisasi Sang Hyang Rare Angon yang berjasa dalam mensukseskan panen para petani. Sang Hyang Rare Angon ini disimbolkan dalam rupa seorang anak kecil yang bermain suling diatas punggung kerbau (mirip tokoh Khrisna kecil). Dahulu layangan sering dimainkan oleh petani dan anak-anaknya sambil menjaga sawah mereka. Sekarang, dengan semakin sempitnya lahan terbuka di Denpasar, layangan sering dimainkan di gang-gang dan lantai 2 rumah masing-masing. (http://manusiakelana.blogspot.com/2010/07) PAda perlombaan pun warna dari layangan dibatasi pada warna-warna tertentu yang "Bali banget" TAPI bukan sekedar mBali aja, warna layangan di sini dibatasi pada warna Tri Datu atau tiga warna dari Trimurti, yaitu Merah (Brahma) Hitam (Visnu) dan Putih (Siva), setra warna kuning sebagai pemanis atau warna yang boleh ditambahkan di luar tiga warna tersebut. Dadi
Layangan juga ibadah : )
Secara umum ada 3 jenis layangan tradisional yang dilombakan di sini,
pertama kategori Pucukan, Bedean, Dan Janggan..................................
No comments:
Post a Comment